Jadi Orang Rata-Rata...
hasil ringkasan :
Dia hanya murid rata-rata yang tak penting.
Dia tidak duduk di bangku depan, tidak juga duduk di bangku belakang.
Nilainya tak pernah wah. Belajar semampunya. Berusaha menghafal teori dan rumus, tetapi lupa di kemudian hari. Dia lulus sekolah tanpa prestasi yang membanggakan.
Seperti air yang merembes dari keran, aku berlalu begitu saja.
Mungkin, waktuku nanti, hiburnya dalam hati.
Namun, jujur, hatinya iri. Dia iri pada mereka yang berada di bangku-bangku terdepan kehidupan.
Teman-temannya yang senantiasa menduduki peringkat teratas.
Teman-temannya yang memiliki prestasi ini-itu saat kuliah.
Namun....
Dia juga harus sadar.
Berada di bangku terdepan tidaklah mudah.
Mereka yang senantiasa duduk di peringkat teratas? orang-orang di sekitar berekspektasi pada mereka. Dan itu jadi tekanan tersendiri.
Iman Usman, salah satu pendiri Ruangguru, melalui buku pertamanya, ia bercerita bahwa, terlepas dari kenyataan bahwa ia lulusan dari sebuah universitas ternama, terlepas dari kenyataan bahwa dia lulus dengan berbagai prestasi yang membuat CV-nya gemilang, dia tetap ditolak saat melamar kerja sana-sini. Adahal dia tidak mencari kerja yang muluk-muluk. Bagi seorang yang berprestasi, penolakan ini menjadi semacam tanda, bahwa prestasi-prestasi yang kita iri dari mereka, tak bisa selalu membantu.
Memang, kita hanya orang-orang biasa, tetapi, kihatlah indahnya. Orang-orang jadi tak berekspektasi apa-apa pada kita. Kita tak melekat ada suatu identitas. Dan, kita sudah terbiasa gagal.
Refleksi
- Berprestasi tak selalu diterima.
- Tak berprestasi tak selalu ditolak.
- Setiap orang punya kekhawatiran nya masing-masing.
- Tetapi walaupun berprestasi tak selalu diterima atau sukses, kita tetap harus berusaha semaksimal mungkin dan jika bisa, berprestasi dan mengembangkan diri.
Hari ini belum ada perkembangan signifikan terutama di pohon tomat saya yang berada di pot hijau, pohon saya yang di pot hijau terlihat lemas letih lesu seperti mau tumbang. Cukup membuat saya agak sedih melihatnya.
Tinggi ±18



Comments
Post a Comment